Sabtu, 09 Januari 2016

Bab 8 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan



Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan

Di kalangan ilmuwan, ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu secara sistematis, metodis, rasional /logis, empiris, umum, dan akumulatif. Menurut Decartes, ilmu pengetahuan merupakan serba budi, oleh Bacon dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin, menurut Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman dan teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Sikap yang bersifat ilmiah untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif adalah :
-          Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
-          Selektif, yakni mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
-          Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
-          Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

Teknologi

Menurut Eugene Staley, berpendapat: “Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembanguan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani”.
Teknologi sosial pembangunan memerlukan semua science dan teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan semua science, misalnya perencanaan dan programing pembanguan, organisasi pemerintah dan administrasi negara untuk pembangunan sumber-sumber insani (tenaga kerja, pendidikan, dan latihan), dan teknik pembangunan khusus dalam sektor -sektor seperti pertanian, industri, dan kesehatan.

Menurut Ellul, teknik adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardiasi dan diperhitungkan sebelumnya.

Menurut Satrapratedja femomena teknik pada masyarakat kini adalah :
-          Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
-          Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang tidak alami.
-          Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Sedangkan dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknik menjadi kegiatan teknis.
-          Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
-          Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi, dan saling bergantung.
-          Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
-          Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Menurut Ellul, Luasnya bidang Teknik digambakan sebagai berikut :
-          Teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri
-          Teknik meliputi bidang organisasi, seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
-          Teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan dan obat-obatan

Menurut Toffler, terdapat kekuatan yang dapat merubah wajah dan eksistensi manusia selain akselerasi, yakni Transience / keadaan yang bersifat sementara. Menurut transience, masyarakat dibagi menjadi dua kelompok, yakni : High Transience dan Low Transience.

Seiring berkembangnya teknologi, maka semakin besar dampak yang akan dihasilkan dari teknologi yang akan dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan yang dihasilkan dari berkembangnya teknologi tersebut dapat diselesaikan dengan teknologi tepat guna.
Teknologi tepat guna adalah pengembangan teknologi yang sesuai dengan situasi budaya dan geografis masyarakat, penentuan teknologi dalam proses produksi untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan dasar dan bukan barang-barang objek ketamakan. Namun, teknologi tepat guna sering terancam mengahadapi teknologi barat, yang masuk bersamaan dengan masuknya orang-orang bermodal besar ke suatu negara. Yang cendarung bersifat negatif, seperti selalu ingin menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dengan praktis, bersifat individualis.

 Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai

Kurangnya penerapan ilmu teknologi di dalam masyarakat, terutama ditambah dengan kurangnya nilai dan moral di masyarakat dapat memperburuk keadaan. Namun, jika dapat teratasi, maka masyarakat tersebut dapat menjadi masyarakat yang makmur dan sejahtera. Ilmuwan membagi kaitan ilmu dan teknologi degan nilai atau moral menjadi dua,yakni :
1.      Golongan yang menyatakan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis. Untuk penggunaannya tergantung terhadap ilmuwan atau penggunanya
2.      Golongan yang menyatakan teknologi bersifat netral  hanya berada dalam batas-batas metafisik. Untuk penggunaanya berlandasaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Salah satu dampak kurangnya penerapan ilmu teknologi di masyarakat, adalah munculnya kesenjangan antara golongan mampu dan tidak mampu / munculnya kemiskinan.

Kemiskinan

Menurut Emil Salim, kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memnuhi kebutuhan hidup yang pokok, dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat beribadah, dll.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal : 1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan 2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar dan 3. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Ciri-ciri masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan adalah :
-          Tidak memiiki faktor produksi sendiri.
-          Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.
-          Tidak memiliki tingkat pendidikan yang relevan / sesuai dengan standar suatu negara.
-          Kebanyakan tinggal di daerah pedesaan dan bekerja sebagai pekerja bebas (self employed), juga berusaha apa saja.
-          Kebanyakan mereka yang hidup di kota berusia muda dan cenderung tidak mempunyai keterampilan.

Secara umum, terdapat tiga kategori kemiskinan, yakni :
-          Kemiskinan karena kondisi seseorang, baik fisik maupun mental
-          Kemiskinan karena bencana alam
-          Kemiskinan yang disengaja, yakni kemiskinan yang terjadi karena kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Fungsi kemiskinan menurut teori fungsional dan statifikasi (Davis) :
-          Fungsi ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas
-          Fungsi sosial : menimbulkan kebaikan spontan dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal
-          Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknoktrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia
-          Fungsi politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain

Bab 7 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan



Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif

A.    Pengertian Masyarakat
Menurut R. Linton, masyarakat adalah kelompok manusia yang cukup lama hidup dan berkerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas tertentu.
-         Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
-         Dalam arti sempit masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :      
-          Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
-          Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu
-          Adanya aturan-aturan yang mengatur mereka menuju kepada kepentingan bersama
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dibagi dalam :
1.      Masyarakat paksaan, misalnya : negara, masyarakat tawanan dll
2.      Masyarakat merdeka :
a.       Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya. Contoh, gerombolan dan suku
b.      Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan. Contoh, koperasi dan kongsi

B.     Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Ciri-ciri pada masyarakat kota yang menonjol, yaitu :
·         Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
·         Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain
·         Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
·         Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa
·         Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar

C.     Perbedaan Desa dan Kota
1.      Jumlah dan kepadatan penduduk
2.      Lingkungan hidup
3.      Mata pencaharian
4.      Corak kehidupan sosial
5.      Stratifikasi sosial
6.      Mobilitas sosial
7.      Pola interaksi sosial
8.      Solidaritas sosial
9.      Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

Hubungan Desa dan Kota

            Masyarakat pedesaan dan perkotaan, keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek pembangunan.

Aspek Positif dan Negatif

Lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma : tersedianya tempat berlindung dari alam disekitarnya
- Karya : tersedianya lapangan kerja
- Marga : tersedianya hubungan dengan di dalam kota, maupun diluar kota. Meliputi pengembangan pelayanan dan pengembangan jaringan telekomunikasi
- Suka : tersedianya fasilitas rekreasi / hiburan
- Penyempurnaan : tersedianya penyempurnaan fasilitas-fasilitas yang sudah ada.

Menghadapi hal tersebut, tugas-tugas dari aparatur pemerintah adalah :
1. Aparatur kota harus menangani berbagai permasalahan yang timbul di kota.
2. Pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat.
3. Masalah keamanan harus ditangani dengan baik.
4. Dalam rangka pemekaran kota, harus terdapat kerjasama yang baik antara pemimpin di kota dengan pemimpin di tingkat kabupaten, namun juga bermanfaat bagi wilayah kabupaten disekitarnya

Penanganan masalah kota dapat dipecahkan dengan :
-        Menekan angka kelahiran
-        Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
-        Membendung urbanisasi
-        Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
-        Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil/desa-desa besar yg berada di sekitar kota besar
-        Transmigrasi bagi warga miskin dan penggangguran


Masyarakat Pedesaan

A.    Pengertian Desa / Pedesaan
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Desa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-        Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal satu sama lain antara ribuan jiwa
-         Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
-         Cara berusaha (ekonomi) yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam

B.      Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Pada umumnya 80% masyarakat Indonesia bertempat tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang agraris. Namun itu pun tidak selalu berjalan dengan baik, terkadang terdapat gejala-gejala sosial yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat tersebut, seperti :
·         Konflik (Pertengkaran)
·         Kontraversi (Pertentangan)
·         Kompetisi (Persaingan)
·         Kegiatan pada masyarakat pedesaan

Menurut Mubiyarto petani Indonesia mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·         Petani itu tidak kolot, tidak boleh bodoh dan malas
·         Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil serba kekurangan adalah nerimo karena merasa tidak berdaya

C.     Sistem Nilai Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia, antara lain :
-          Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya  menganggap hidupnya itu sebagai sesuatu yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Namun mereka menganggap itu sebagai usaha untuk berlaku prihatin terhadap lingkungannya.
-          Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
-          Mereka  berorientasi pada masa kini (sekarang), dan kurang mempedulikan masa depannya
-          Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yg harus wajib diterima agar peristiwa tersebut tak akan terulang lagi
-          Untuk menghadapi alam, mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa hidup ini pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

D.     Unsur-Unsur Desa
Unsur-unsur desa adalah :
1.      Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat
2.      Penduduk, hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3.      Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa

Faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di pedesaan adalah :
·         Faktor topografi
·         Faktor iklim
·         Faktor bencana alam

E.     Fungsi Desa
Secara umum fungsi desa adalah :
-          Pertama, dalam hubungannya dengan kota maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung dll.
-          Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya
-          Ketiga, dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya

Urbanisasi dan Urbanisme

Urbanisasi adalah situasi perpindahan penduduk dari desa ke kota. Cepat atau lambatnya urbanisasi ditentukan olek dua aspek, yaitu :
-          Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat perkotaan.
-          Bertambahnya jumlah penduduk di kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk dari desa-desa.

Secara umum, penyebab urbanisasi adalah :
-          Daerah tersebut adalah pusat pemerintahan atau ibukota suatu negara.
-          Daerah tersebut memiliki lokasi yang strategis untuk memulai suatu usaha-usaha perdagangan / perniagaan.
-          Timbulnya kegiatan industri di daerah tersebut, baik itu industri barang atau jasa.

Perbedaan Masyarakat Pedesaan dengan Masyarakat Perkotaan

Secara umum perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, perbedaannya dapat terlihat dari beberapa aspek, yaitu :
1.      Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam
2.      Pekerjaan atau mata pencaharian
3.      Ukuran komunitas
4.      Kepadatan penduduk
5.      Homogenitas dan heterogenitas
6.      Diferensiasi  sosial
7.      Pelapisan sosial
8.      Mobilitas sosial
9.      Interaksi sosial
10.  Pengawasan sosial
11.  Pola kepemimpinan
12.  Standar kehidupan
13.  Kesetiakawanan sosial
14.  Nilai dan sistem nilai