Senin, 31 Oktober 2016

Bab 4 Kepemimpinan / Leadership









A.    Arti Penting Kepemimpinan
Istilah pemimpin, kepemimpinan dan memimpin berasal dari kata dasar yang sama, yaitu “pimpin”. Akan tetapi, masing-masing kata tersebut digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang dengan kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya mampu memengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Memimpin adalah peran seseorang untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Beberapa ahli mencoba mendefinisikan pemimpin dengan definisi dan cara yang berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.     Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga (Suradinata, 1997: 11).
2.     Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok (I. Redl: Group Emotion and Leadership).
3.     Pemimpin adalah orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak (Dr. Phil. Astrid S. Susanto).
4.     Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya (Miftha Thoha, 1983:255).

Dalam menjelaskan pemimpin dan kepemimpinan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1.     Kekuasaan dan kewenangan, yaitu kemampuan untuk bertindak bagi seorang pemimpin untuk menggerakkan bawahannya agar mengikuti kehendaknya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.     Kewibawaan, yaitu sebagai keunggulan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga membedakan dengan yang dipimpinnya dan dengan keunggulan tersebut, orang lain patuh dan bersedia melakukan kegiatan-kegiatan yang dikehendakinya.
3.     Kemampuan, yaitu keseluruhan daya, baik berupa keterampilan sosial maupun keterampilan teknis yang melebihi orang lain.

B.    Tipologi Kepemimpinan

Tipe Kepemimpinan autokrasi
Tipe kepemimpinan autokrasi, yaitu pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Pemimpin Autokrasi adalah pemimpin yang memiliki wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya, karena posisinya), pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan ataupun menghukum. Pemimpin yang autokrasi menggunakkan otoritasnya sebagai pegangan atau hanya sebagai alat agar segala sesuatu dapat diselesaikan.

Tipe Kepemimpinan Militeristis
Ciri-ciri pemimpin militeristis, yaitu :
a)     Menggunakan sistem perintah untuk menggerakkan bawahannya.
b)     Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya.
c)     Senang pada formalitas yang berlebihan.
d)     Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku terhadap bawahan.
e)     Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f)      Menggemari upacara-upacara dalam bebagai keadaan.

Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Ciri-ciri pemimpin paternalistik :
a)     Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa.
b)     Selalu memberikan perlindungan (overly protective).
c)     Keputusan ada di tangan pemimpin.
d)     Pemimpin bertindak sebagai kapak.

      Tipe kepemimpinan Tiga Dimensi
Tipe ini dikemukakan oleh William J. Reddin (1970). Tipe kepemimpinan ini dinamakan three-dimensional-model karena pendekatannya menggunakan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yaitu gaya dasar, gaya efektif, dan gaya tidak efektif menjadi satu kesatuan.

Tipe kepemimpinan Laissez Faire
Ciri-ciri tipe kepemimpinan ini, yaitu memberi kebebasan kepada bawahan, pemimpin tidak terlibat dalam kegiatan, semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan, pemimpin tidak mempunyai wibawa, tidak ada koordinasi, dan pengawasan yang baik.
      
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan ini disebut juga dengan kepemimpinan modernis dan partisipatif. Semua anggota diajak berpartisipasi menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mencapai tujuan organisasi.

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a)     Kepribadian, pengalaman masa lampau dan harapan pemimpin.
b)     Harapan dan prilaku atasan.
c)     Kebutuhan tugas.
d)     Karakteristik, pengharapan dan perilaku bawahan.
e)     Iklim dan kebijaksanaan organisasi.
f)      Harapan dan perilaku rekan
Semua faktor ini mempengaruhi pemimpin dalam melakukan fungsi-fungsi kepemimpinan.

D.    Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi 
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.

Sumber :
·       Sebani, Beni ahmad dan Ii Sumantri,.Kepemimpinan,2014,Bandung:Pustaka Setia
·       Hamzah Turmuzi, Kepemimpinan Kyai (Penelitian Kyai Persis Garut), Tesis, Unpad Bandung, 2002, hlm. 43.
·       Trimo, M.L.S., Soejono Soekanto, Analisis Kepemimpinan, Angkasa, Bandung, 1984, hlm.18
·       Yayat M. Herujito. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Penerbit Grasindo : Jakarta

Jumat, 28 Oktober 2016

Bab 3 Teori Pengambilan Keputusan / Decision Making




A.    PENDAHULUAN

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.

Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh :
* Ralp C. Davis
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
* Mary Follet
Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis.
* James A.F. Stoner.
Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

FUNGSI DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

* Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.

* Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.


UNSUR-UNSUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

* Tujuan dan pengambilan keputusan.
* Dentifikasi alternatif-alternatif, keputusan untuk pemecahan masalah.
* Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui.
* Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil.
DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

George R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku :

* Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

* Pengalaman

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

* Fakta
               
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

* Wewenang

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

* Rasional

Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a)     Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b)     Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c)     Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d)     Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e)     Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f)      Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g)     Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h)     Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i)      Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)      Sekelompok pimpinan
b)      Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
      c)      Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

Proses Pengambilan Keputusan
  1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
  1. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
  1. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
  1. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
  1. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
  1. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

     B.    Jenis - Jenis Keputusan

Terdapat beberapa jenis keputusan dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas : 

1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh perusahaan.

2.Keputusan taktis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah

3. Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.

Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adala
h :


Keputusan Terprogram, keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.


Keputusan tidak terprogram, keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.

Keputusan tidak terstruktur, disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya.

SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan