Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Ilmu Pengetahuan
Di kalangan ilmuwan, ilmu itu selalu
tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan
(objek) tertentu secara sistematis, metodis, rasional /logis, empiris, umum,
dan akumulatif. Menurut Decartes, ilmu pengetahuan merupakan serba budi, oleh
Bacon dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin, menurut
Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman dan
teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Sikap
yang bersifat ilmiah untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif
adalah :
-
Tidak
ada perasaan yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
-
Selektif,
yakni mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh
fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
-
Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
-
Merasa
pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai
kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
Menurut
Eugene Staley,
berpendapat: “Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis,
tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial
pembanguan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah
metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani”.
Teknologi sosial pembangunan memerlukan
semua science dan teknologi untuk dipertemukan dalam menunjang tujuan-tujuan
semua science, misalnya perencanaan dan programing pembanguan, organisasi
pemerintah dan administrasi negara untuk pembangunan sumber-sumber insani
(tenaga kerja, pendidikan, dan latihan), dan teknik pembangunan khusus dalam
sektor -sektor seperti pertanian, industri, dan kesehatan.
Menurut
Ellul,
teknik adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah
distandardiasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Menurut Satrapratedja femomena teknik
pada masyarakat kini adalah :
-
Rasionalitas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
-
Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang tidak alami.
-
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Sedangkan
dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknik menjadi kegiatan
teknis.
-
Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
-
Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi, dan saling bergantung.
-
Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
-
Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Menurut Ellul, Luasnya bidang
Teknik digambakan sebagai berikut :
-
Teknik
meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang
industri
-
Teknik
meliputi bidang organisasi, seperti administrasi, pemerintahan, manajemen,
hukum dan militer
-
Teknik
meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan dan
obat-obatan
Menurut Toffler, terdapat
kekuatan yang dapat merubah wajah dan eksistensi manusia selain akselerasi,
yakni Transience / keadaan yang bersifat sementara. Menurut transience,
masyarakat dibagi menjadi dua kelompok, yakni : High Transience dan Low
Transience.
Seiring berkembangnya teknologi, maka
semakin besar dampak yang akan dihasilkan dari teknologi yang akan dirasakan
oleh masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan yang dihasilkan dari
berkembangnya teknologi tersebut dapat diselesaikan dengan teknologi tepat
guna.
Teknologi tepat guna adalah pengembangan
teknologi yang sesuai dengan situasi budaya dan geografis masyarakat, penentuan
teknologi dalam proses produksi untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan
dasar dan bukan barang-barang objek ketamakan. Namun, teknologi tepat guna
sering terancam mengahadapi teknologi barat, yang masuk bersamaan dengan
masuknya orang-orang bermodal besar ke suatu negara. Yang cendarung bersifat
negatif, seperti selalu ingin menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada
dengan praktis, bersifat individualis.
Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Kurangnya penerapan ilmu teknologi di
dalam masyarakat, terutama ditambah dengan kurangnya nilai dan moral di
masyarakat dapat memperburuk keadaan. Namun, jika dapat teratasi, maka
masyarakat tersebut dapat menjadi masyarakat yang makmur dan sejahtera. Ilmuwan
membagi kaitan ilmu dan teknologi degan nilai atau moral menjadi dua,yakni :
1.
Golongan
yang menyatakan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara
ontologis maupun secara aksiologis. Untuk penggunaannya tergantung terhadap
ilmuwan atau penggunanya
2.
Golongan
yang menyatakan teknologi bersifat netral
hanya berada dalam batas-batas metafisik. Untuk penggunaanya
berlandasaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
Salah
satu dampak kurangnya penerapan ilmu teknologi di masyarakat, adalah munculnya
kesenjangan antara golongan mampu dan tidak mampu / munculnya kemiskinan.
Kemiskinan
Menurut Emil Salim, kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memnuhi kebutuhan hidup yang
pokok, dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat beribadah, dll.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas
minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh 3 hal : 1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang
diperlukan 2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar dan 3. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Ciri-ciri
masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan adalah :
-
Tidak
memiiki faktor produksi sendiri.
-
Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.
-
Tidak
memiliki tingkat pendidikan yang relevan / sesuai dengan standar suatu negara.
-
Kebanyakan
tinggal di daerah pedesaan dan bekerja sebagai pekerja bebas (self employed),
juga berusaha apa saja.
-
Kebanyakan
mereka yang hidup di kota berusia muda dan cenderung tidak mempunyai
keterampilan.
Secara
umum, terdapat tiga kategori kemiskinan, yakni :
-
Kemiskinan
karena kondisi seseorang, baik fisik maupun mental
-
Kemiskinan
karena bencana alam
-
Kemiskinan
yang disengaja, yakni kemiskinan yang terjadi karena kegiatan yang disebabkan
oleh aktivitas manusia.
Fungsi
kemiskinan menurut teori fungsional dan statifikasi (Davis) :
-
Fungsi
ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial,
membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas
-
Fungsi
sosial : menimbulkan kebaikan spontan dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan
hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang
munculnya badan amal
-
Fungsi
kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknoktrat dan sumber inspirasi
sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia
-
Fungsi
politik : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk
musuh bersaing bagi kelompok lain